"Anak yang diturunkan oleh pria yang berusia di atas 40th, kemungkinan besar akan menderita cacat fisik, cacat mental, bahkan skizoprenia," kata para ahli, seperti dikutip Archives of General Psychiatry.
Melalui studi itu, para ahli dari New York University of Medicine, AS, ingin menunjukkan bahwa usia ayah juga ikut mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan psikologi anak, yang akan dilahirkan sang ibu kelak.
Tentu saja, tujuan penelitian itu bukan untuk menakut-nakuti pasangan, yang sudah berusia di atas 40-an. Tapi justru bertujuan untuk meningkatan kualitas hidup anak, serta mencegah gangguan mental yang mungkin diderita. Gimana jelasnya?
Disebutkan, pria berusia di atas 50-an, kemungkinan besar akan menurunkan risiko skizoprenia yang lebih besar, pada anak yang akan dilahirkan. Konon, "Risikonya bisa 3X lipat, lho...," kata Susan Harlap, sang peneliti.
Dalam European Journal of Human Genetics dijelaskan, semakin tua usia pria, maka semakin tinggi risiko memiliki bayi cacat, karena jumlah sperma abnormal pada pria lanjut, ternyata lebih banyak.
Dari studi terhadap 200.000 contoh sperma milik pria usia 24-74 tahun, diketahui, jumlah sperma dengan dua kromosom 21 (abnormal), rata-rata meningkat 11,4 sampai 17% dalam kurun 10 tahun.
Selama ini, perkiraan penyebab kesehatan fisik dan mental anak, hanya difokuskan pada usia wanita ketika mengandung, yakni harus hati-hati kalau sudah mencapai 35th. Tapi dari studi itu diketahui, pria juga ternyata ambil peranan besar.
"Anak yang berasal dari pria berusia di atas 45 tahun, memiliki risiko terserang penyakit kejiwaan sebesar 2X lebih besar ketimbang anak yang berasal dari pria usia antara 25-35 tahun," jelas Susan.
0 komentar:
Posting Komentar