Dokter Rosemary Basson, pimpinan penelitian di Columbia Centre for Sexual Medicine, di Vancouver, yang baru-baru ini meluncurkan hasil penelitainnya, mengungkapkan, "Seks merupakan bagian yang masuk akal dalam pengobatan, tapi pada umumnya tetap dipisahkan dari keseluruhan upaya penyembuhan."
Basson dan rekannya, Dr. Willibrord Weijmar Schultz dari University Medical Centre, di Gronigen, Belanda menguji sejumlah data pengobatan yang difokuskan pada disfungsi seksual dikombinasi dengan penyakit lain, seperti serangan jatung, diabetes, depresi, multiple sklerosa dan parkinson. Orang-orang yang mengalami masalah seksual juga diidentifikasi dengan kemungkinan tanda bahaya atau mendekati kondisi kesehatan buruk.
"Jika seorang pria mengalami disfungsi ereksi, itu juga menandakan adanya bahaya," ujar Dr. Andrew McCullough, ahli kesehatan seksual di Universitas Medical Center, New York, yang tak terlibat dalam penelitian ini.
Untuk saat ini, para dokter disarankan untuk menanyakan pada pasien yang ditangani tentang kehidupan seksual mereka. Dalam hal ini, dokter juga perlu menanyakan pertanyaan mendasar tentang siapa saja yang pernah melakukan hubungan seksual dengan si pasien atau seberapa sering mereka melakukannya.
Secara instan, para pria yang mengalami disfungsi seksual - dan bisanya yang paling memungkinkan adalah pria lanjut usia - seringkali beresiko menderita penyakit jantung. Dalam sebuah studi yang dilakukan dengan 132 responden pria yang pernah menjalani operasi jantung, hampir setengahnya memiliki sejarah disfungsi ereksi.
Sedang untuk mendeteksi masalah kesehatan melalui seks agak lebih sulit dilakukan pada wanita. "Para wanita tak memiliki tanda fisik yang jelas untuk masalah seksual, tidak seperti kaum pria," demikian menurut Basson. Tetapi, para wanita yang kurang memiliki gairah seksual, 26% dari keseluruhan kasus ditemukan mengalami depresi. Jika disatukan dengan gejala lainnya, ketidaknormalan seksual pada wanita dapat berpengaruh pada kondisi hormon, gagal ginjal, diabetes, atau penyakit kronis lainnya.
Dengan menggunakan masalah seksual sebagai indikator awal bagi komplikasi penyakit, para dokter bisa menandai masalah kesehatan pada pasiennya. Sementara masalah seksual bisa jadi indikator kesehatan serius, seks yang sehat bisa menjadi prospek untuk mendapat kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.
0 komentar:
Posting Komentar